Bahtera Pernikahan (Kajian KIP Online "Notulensi")

 

NOTULENSI

PELAKSANAAN KAJIAN ONLINE BEING WOMAN

HMI CABANG MALANG KOMISARIAT KIP UMM

Telah dilaksanakan Kajian Online Being Woman:
Hari/Tanggal : 06 Mei 2020
Waktu : 20.00 WIB- selesai
Tempat : Forum Kajian Online Via Grup Wa
Tema : Bahtera Pernikahan
Pemateri : Nur Halimah, S.Pd
Moderator : Azzahra Calista Valmay

        Kemudian ada ajaran menikah menurut Quran dan Hadist yang dapat kita renungi. perlu kita persiapkan mulai dari Pra nikah sampai pasca nikah tentu saja dengan ilmu. Pra menikah bagi saya selain menyiapkan pelaminan untuk pernikahan, maka yg lebih krusial adalah jauh sebelum itu, yaitu mengelola masa muda dengan memantaskan diri bukan dengan meninggikan standar kualifikasi pasangan kita. Karena sudah jelas Firman-Nya bahwa perempuan yang baik dengan laki-laki yang baik pula atau kita sering mendengar; jodoh kita ialah cerminan diri kita dan saya dari sangat percaya itu. Maka bagi yang belum menikah dan masih ada waktu untuk meningkatkan kualitas pribadinya. 

1. Menikah itu tidak mudah, bukan hal yang sepele
2. menikah bukan hanya memperbanyak keturunan. kalo tujuannya hanya memperbanyak keturunan maka babi di hutan pun beranak (Buya Hamka) 
3. menikah memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa. 
4. menikah lah dengan tujuan ibadah, maka semua akan di mudahkan.

Ada hadist yang mengatakan, wanita di nikahi karena 4 hal; hartanya, keturunannya (nasabnya), kecantikannya, dan agamanya. karena itu carilah wanita yang taat beragama, maka engkau akan bahagia (HR. Bukhari dan Muslim). Llihatlah, agamanya yang ditekankan, kemudian pilihlah pasangan yang sekufu, artinya yang punya visi misi yang sama sehingga ada keharmonisan. jangan sampai seperti Zaid dan Zainab yang hancur karena perbedaan yang mencolok. Maka kesetaraan dalam pernikahan adalah ikhtiar panjang yang dipersiapkan dalam waktu yang lama. Di mulai sebelum memilih pasangan hidup hingga menjaganya selama melewati bahtera pernikahan. (Ario Muhammad). Bagaimana Pasca Menikah, tidak ada pasca menikah pernikahan itu membina bahtera rumah tangga sepanjang hayat, ibadah terpanjang kita. Maka semuanya adalah proses untuk terus belajar yang paling terpenting adalah belajar menjadi orang tua yang baik, yang tidak pernah kita dapatkan di bangku sekolah sehingga ada teladan yang dapat kita contohkan.

Sesi Tanya Jawab: 
1. Winarno 
    1. Apa yang haru dipersiapkan oleh kaum melinial HMI-wan/wati sebulum melamar/dilamar atau bahkan lagi menika/dinikahi oleh pasangannya yang diridhoi oleh allah swt agar kelak bisa jadi keluarga samawa. 
    2. Apa yang didahulukan oleh kita, bekerja terlebih dahulu atau menikah terlebih dahulu. Bagaimana islam mengajarkan kita tentang persoalan demikian. 

Jawaban : 
    1. Niatkan ibadah, pantaskan diri yg artinya tingkatkan kualitas iman kita, kualitas ilmu agama kita. Ada riwayat sahabat yg melamar seorang wanita di depan Rosul yg tidak punya apa2 tetapi punya hafalan quran. 
    2. Jalani saja, jika yg di beri rejeki pekerjaan terlebih dahulu ya monggo, jika di beri jodoh dulu ya silahkan. Kita tidak pernah diberatkan, hanya manusia lah yg punya sikap tergesa gesa. 

2. Iche Wulandari 
Bagaimana jika kedua pasangan tidak saling cinta namun dijodohkan dan bertahan karena ibadah tapi hati tidak saling suka? 

Jawaban : 
    1. Orang tua tidak boleh memaksakan jodoh terhadap anaknya. 
    2. Orang tua tugasnya hanya memberi restu. 
    3. Jika orang tua menjodohkan dan sang anak tidak berkeberatan maka tidak apa. 
    4. Poin pertanyaan adek, dijodohkan dan bertahan karena ibadah (karena Allah, maka dialah Maha menbolak balik kan hati) tapi hati tidak saling suka (apa iya setelah lama satu atap tidak ada desir hati yg berbisik?) 

3. Nurul Fadhilah 
Wanita dinikahi karena 4 hal ya, boleh di jelas kan itu. Terus pria juga dinikahi karena 4 hal itu juga atau? 

Jawaban : 
        Wanita dinikahi karena empat hal hartanya, nasabnya, kecantikan dan agamanya. Maka agamanya yg menjadi pondasi. Hartanya untuk berjuang di jalan Allah, nasabnya yg baik agar, kecantikan nya (bukan hanya paras tapi juga akhlaknya) dan tentu agamanya. 
        Dan itu juga berlaku untuk memilih laki-laki dengan tambahan (janganlah memperberat maharnya). Khadijah waktu melamar Muhammad berkata "Wahai Muhammad, aku senang kepadamu kekerabatanku denganmu, kemuliaanmu, dan pengaruhmu ditengah-tengah kaummu, sifat amanahmu dimata mereka, kebagusan akhlakmu, dan kejujuran bicara mu. Bayangkan lamaran Khadijah sang Ratu Mekkah melamar Muhammad yang dilihat adalah karakter Rosul. Maka kitapun patut mencontoh nya 

4. Yayang Puspa Oktaviane 
        Berkaitan dengan ini, tidak sedikit di pernikahan itu memiliki konflik mulai dari yg kecil hingg a yang besar, sehingga dapat menyebabkan pertengkaran bahkan perceraian. Sedangkan dalam pernikahan tersebut sudah dikaruniai buah hati, namun kedua pasangan ini tidak dapat memberikan contoh bagaimana menjadi orangtu yg baik, kemudian dalam hal ini menyebabkan buah hati menjadi down, sehingga menciptakan ketakutan untuk menikah karena pengalman yg telah dilihat di lingkungan keluarga. 
Maka pertanyaan saya adalah,...
Bagaimna menyikapi hal tersebut, dan memberikan suport system pada buah hati yg terlanjur berfikiran bahwa menikah itu sangat menakutkan? 

Jawaban : 
Maka apalagi selain Ilmu lah bekal kita? 
        Ini lah yg saya maksud kenapa kita harus memikirkan tentang menikah. Karena ilmu menikah itu tidak kita dapat dr bangku sekolah. Dan kadang kita risih dengan kata 'menikah' yg kita sering sekali mendengar respon anak muda yg 'oh, masih jauh lagi, saya nggak kepikiran menikah. Sehingga kita sedari awal memang tidak siap menikah, kemudian terjadi konflik rumah tangga, yg imbasnya ke anak2. Sudah kah kita belajar parenting atau ilmu mendidik anak?? 
        Mendidik anak itu ada ilmunya loo, apa kita di ajarin di sekolah? Tidak. Saya menyesal dulu tidak mengoleksi buku parenting. Maka saran saya, cewek cowok bacalah buku2 parenting untuk bekal kita mendidik anak kelak. 

5. Ainun Najib H. 
        Pertanyaan saya sederhana saja moderator, bagaimana pendapat mbak dengan wanita yang menyampaikan rasanya terlebih dahulu pada laki" yang ia suka? Kalau kita melihat sejarah islam, ibunda siti khodijah yang kagum terhadap rasullah dan terlebih dahulu menyampaikan niat baik tersebut, terlbih khodijah pada saat itu adalah saudagar kaya raya, yang memiliki 2/3 kekayaan kota mekah pada saat itu, dalam logika kita terbesit, siapa sih yang gak mau?. Apakah masih relevan ketika diimplementasikan pada saat ini terlebih wanita yang memiliki harta biasa-biasa mungkin saja? 

Jawaban : 
        Pendapat saya sederhana. Jangan terkungkung tradisi. saya dulu menyatakan suka duluan. kenapa tidak?? asalkan tidak memaksakan kan tidak apa. Betul Khadijah saudagar kaya raya tapi bukan berarti Rosul miskin. Taukah kalian mahar Rasul untuk Khadijah? Dua puluh ekor unta dan 12 uqyah emas (1uqyah setara dengan 7.5 dinar emas. 1 dinar emas sekarang 3.000.000. 

6. Ulul Azmi 
        Izin bertanya, pernikahan yang ideal itu pernikahan yang didasari dengan atas dasar cinta atau pernikahan yang didasari atas dasar penuh pertimbangan, seperti bibit, bebet dan bobot? 

Jawaban : 
Dua duanya kan enak dan pasti bisa kok. 


Sesi Tanggapan: 

1. Attaka Daru Q. 
Setuju Yunda. 
Contoh Perempuan yang baik lagi shalehah adalah yang mudah maharnya. Bukan berarti murah. Mudah disini bisa diusahakan lah ya. Kalau bahasa Maduranya itu affordable. 

2. Eka Wijayanti 
Izin menanggapi. Berarti pada dasarnya manusia harus diliat dari 4 hal tersebut ya yunda.  Namun, yang saya selalu perhatikan. Seolah-olah yang harus dan wajib itu sisi perempuannya. Bagaimana jika seperti itu? Mksud saya apakah tidak ada penegasan untuk hal ini? 

Jawaban : 
        Saya tidak setuju ya jika diberatkan pada sisi perempuannya saja, hadist itu turun ada asbabnya, dan sahabat yang datang pada Rosul itu laki-laki maka ya wajar kalo Rasul bilang redaksinya itu perempuan, tapi bukan berarti tidak berlaku pada laki-laki kan. Sementara, bukankah ajaran Rosul itu general, "siapa yang tidak suka akan sunnah ku, maka dia bukan termasuk kaum ku." 

3. Yayang Puspa 
Banyak dan sering kita dengar kata2 "menikah itu untuk sekali seumur hidup" 
Lantas sepasang laki2 dan perempuan yg telah menikah dan memiliki anak/ belum. Kemudian bercerai dn menikah lagi apa itu bukan jodoh? Dan kata2 menikah untuk sekali seumur hidup itu bagaimana? 

Jawaban : 
bagi saya jodoh itu ketika kita bisa berproses mempertahankan bahtera sampai maut memisahkan. jika dia berputus asa maka bukan jodoh. 

4. Attaka D. Q
    1. Di jaman sekarang, lagi tren dengan fenomena "Nikah Muda". Menurut Yunda sendiri, lebih baik nikah muda (notebene umur Laki-laki dan Perempuan 26 tahun) atau nikah diatas umur itu? 
    2. Menurut Yunda, ketika pasangan ingin menunda untuk mempunyai buah hati dengan alasan ingin menata hidup dan menikmati masa pacaran halal itu bagaimana Yun? 

Jawaban : 
    1. Maknai dulu "nikah muda" hanya untuk nge sex biar ga dapet masalah atau memang sudah siap dan sudah tau tanggungjawab masing masing? 
    2. Tidak masalah, asalkan sudah di komunikasikan. karena punya anak itu berdua, jangan sampe nanti yang ngurus cuma satu. 

5. Rosyada Alalimah 
        Kita hidup dalam circle yang menganggap perempuan berumur 20-25 an wajarnya sudah menikah, perempuan berumur 30 tahun sudah terlalu tua untuk menikah 
Bagaimana tanggapan yunda ttg hal tersebut? Apa yunda membenarkan atau bagaimana? 

Jawaban : 
Lagi-lagi stigma atau tradisi, ini hidup kita lo. kita yang tentukan aja. 

6. Azzahra Calista V. 
        Jika seseorang yg sudah menikah lalu apakah sangat wajib untuk perempuan mengikuti suaminya (tinggal bersama suaminya) ? Dan bagaimana jika seorang ibu dari perempuan itu menginginkan untuk tetap tinggal bersama ibunya setelah menikah? Perempuan sebaiknya mengikuti suaminya atau mematuhi perintah ibunya? 

Jawaban : 
        Nikah itu ada konsekuensinya, jadi jangan main-main. Sebelum nikah itu harus benar-benar komunikasi sama pasangan dan keluarga. setelah nikah gimana? tinggal dimana? sumber keuangan gimana? mau langsung punya anak apa tidak? mimpi/cita2 masing2 gimana setelah nikah? dan yang lebih penting lagi nikah itu bukan cuma mempelai doang, nikah itu menikahkan mempelai laki-laki dan perempuan, menikahkan mempelai perempuan dengan keluarga laki-laki. Menikahkan laki- laki dengan keluarga perempuan dan menikahkan keluarga perempuan dan keluarga laki-laki. kalo perlu bikin perjanjian nikah diatas kertas + notaris. 

7. Adam Yusron 
        Pertanyaan ini hanya didasari oleh persepsi individu saya dalam menanggapi fenomena sosial yang saya coba tafsirkan sendiri. Pertanyaannya, sebenarnya esensi dan substansi mahar dalam pernikahan itu apa ya yun? 
        Wajibkah mahar dalam pernikahan, karena sedikit dalam pengetahuan saya, mahar tidak termasuk dalam rukun nikah (mohon diklarifikasi jika salah teman2). 
        Kemudian, di Indonesia sendiri sudah beragam sekali tradisi maharnya. Ada yang ringan kemudian ada yang berat dan sangat berat (semua seperti bersifat wajib, seolah2 nikah tanpa adanya mahar seperti kurang sempurna). Hal ini yang kemudian menjadi salah satu faktor yang berpotensi dan menjadi hambatan bagi kaum laki2 ketika ingin menikahi perempuan, akibatnya, banyak terjadi sex diluar nikah, kawin lari, dan macam2nya yang lain, tidak menutup kemungkinan kesemuanya itu walaupun kecil kemungkinannya diakibatkan oleh tradisi mahar tersebut. 

Jawaban : 
Mahar/mas kawin itu Rukun nikah. Tidak sah kalo tidak ada itu. 
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: 

وَاٰ تُوا النِّسَآءَ صَدُقٰتِهِنَّ نِحْلَةً ۗ فَاِ نْ طِبْنَ لَـكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِّنْهُ نَفْسًا فَكُلُوْهُ هَنِيْۤـئًـا مَّرِیْۤـئًـا 

"Dan berikanlah maskawin (mahar) kepada perempuan (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari (maskawin) itu dengan senang hati, maka terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati."(QS. An-Nisa' 4: Ayat 4) 
        Maka ditegaskan lagi oleh Rosul dalam hadist nya, berikanlah mahar yg mudah. Mudah itu bukan berarti seadanya(murah) tapi kerelaan perempuan. Kalo tradisi itu dari masyarakat sendiri, nanti kalo kamu mau nikah maharnya di beratkan maka bilang aja itu beras dan adakah mahar yg mudah bagi ku sesuai anjuran Rosul. 









ditulis oleh:
Bidang PP KIP UMM
disunting oleh:
Kanda Attaka Daru Quthnie
dipublikasikan oleh:
Sekretaris Umum HMI KIP UMM

Komentar